Mengenal Vladimir Putin, Presiden Rusia Berstatus Duda

Jakarta,Nawacitapost.com – Sebagai presiden negara sebesar Rusia, nama Vladimir Putin kerap dianggap sebagai pemimpin yang sangat kuat, termasuk di dunia. Majalah Forbes bahkan pernah menyematkan predikat sebagai “Pemimpin Paling Kuat dan Berpengaruh” selama 4 edisi: 2013-2016.

Selama masa kepresidenannya yang pertama, ekonomi Rusia tumbuh selama delapan tahun berturut-turut. Pendapatan negara yang diukur dari daya beli meningkat sebesar 72 persen. Pertumbuhan ini tak lepas dari meledaknya harga komoditas tahun 2000-an. Putin dianggap sukses membawa Rusia melewati masa pemulihan dari depresi ekonomi pasca-komunis dan krisis keuangan, melalui kebijakan ekonomi dan fiskal yang bijaksana.

Baca Juga : Saat Dinas Malam di LPP, Pegawai Perempuan Berinisial ER Selundupkan Barang Haram di Dalam Charger

Namun, di bawah kepemimpinan Putin pula, Rusia mendapat nilai buruk dalam Indeks Persepsi Korupsi versi Transparency International, dan kemunduran demokratis menurut Indeks Demokrasi versi Economist Intelligence Unit. Rusia dinilai sebagai negara yang tidak demokrasi dengan banyaknya pemenjaraan terhadap lawan politik, membatasi kebebasan pers, dan kurangnya pemilihan yang bebas dan adil.

Terlepas dari berbagai kontroversinya, nama Putin begitu dipuja oleh masyarakat Rusia. Tercatat saat memenangi Pilpres untuk pertama kalinya, Putin mencatat jumlah pemilih hingga 53,4 persen, lalu 71,9 persen saat menjalani periode kedua pada Pilpres 2004. Putin kembali mencalonkan diri pada Pilpres 2012 dan dipilih oleh 63,6 persen atau sekitar 46,6 juta penduduk.

Meski dianggap sebagai pemimpin yang tertutup, bahkan beberapa negara barat cenderung menyebut Putin diktator, masyarakat Rusia kembali mendukung Putin di Pilpres 2018. Ia menang dengan vote hingga 76,69 persen.

Lantas siapa sebenarnya Putin?

Lahir dari Keluarga Pekerja.Vladimir Vladimirovich Putin lahir dari keluarga pekerja di Leningrad, St. Petersburg, 7 Oktober 1952. Ia merupakan anak ketiga dari pasangan Vladimir Spiridonovich Putin dan Maria Ivanovna Putina. Ayah Putin ialah seorang veteran Perang Dunia II dengan banyak tanda jasa, yang menghabiskan masa pasca perang dengan bekerja di sebuah pabrik.

CNN

Putin tumbuh besar di apartemen komunal bersama dua keluarga lainnya. Ia menghabiskan masa kecil di masa komunis Soviet sangat berkuasa dan ditakuti di dunia, khususnya oleh Amerika Serikat. Kakek Putin pernah bekerja sebagai koki dari Vladimir Lenin, mantan penguasa Soviet di era 1920-an.

Sejak kecil, Putin dikenal amat menyukai novel bertemakan agen rahasia. Hal ini yang membuat ia bercita-cita masuk badan intelijen Rusia (KGB).

Sabuk Hitam dan Sarjana Hukum-Putin kecil sudah menyukai olahraga beladiri tradisional Rusia, Sambo. Di usia 12 tahun, ia juga mulai belajar judo, dan terus melatih ilmunya hingga saat ini. Putin merupakan pemegang sabuk hitam judo, dan pernah mempraktikan keahliannya pada konferensi G8 di Jepang, tahun 2000.

Putin juga merupakan lulusan Fakultas Hukum di Universitas Negeri Leningrad. Ia menimba ilmu selama 5 tahun dan lulus pada tahun 1975. Tesisnya berjudul The Most Favored Nation Trading Principle in International Law (Prinsip Perdagangan Bangsa yang Paling Disukai dalam Hukum Internasional).

Selepas kuliah, Putin memenuhi impian masa kecilnya menjadi mata-mata KGB. Ia menghabiskan menghabiskan 17 tahun kariernya sebagai mata-mata di luar negeri. Salah satu aksinya yang paling dikenal adalah saat membakar dokumen-dokumen KGB demi mencegahnya jatuh ke tangan demonstran, saat keruntuhan Tembok Berlin tahun 1989.

Putin mundur dengan pangkat Letnan Kolonel pada 20 Agustus 1991, hari kedua kudeta Soviet terhadap Presiden Mikhail Gorbachev. “Saat kudeta dimulai, saya harus menentukan keputusan. Meski diakui itu keputusan yang tidak mudah, karena saya telah menghabiskan sebagian kehidupan terbaiknya bersama organ,” kata Putin seperti dikutip dari buku karangan Richard Sakwa, Putin: Russia’s Choice (2007).

Masuk Politik

Usai keruntuhan Soviet, Putin kembali ke Leningrad dan bekerja untuk dosennya semasa kuliah, Anatoly Sobchak. Putin membantu Sobchak memenangi pemilihan wali kota pertama yang dipilih secara demokratis. Kepemimpinan Putin terlihat dari bagaimana dirinya menyelesaikan masalah dan menjadi sosok yang amat diandalkan Sobchak. Putin juga banyak belajar politik praktis dari Sobchak.

Pada 1996, Putin dan keluarganya pindah ke Moskow. Ia ditunjuk sebagai kepala FSB, badan intelijen pengganti KGB, tahun 1998. Putin ditunjuk Boris Yeltsin, Presiden Rusia saat itu. Yeltsin menilai Putin sebagai orang yang setia.

“Lebih baik digantung karena loyalitas ketimbang mendapat jabatan karena berkhianat,” begitu salah satu kutipan paling terkenal dari Putin.

Perdana Menteri dan Presiden

Karier Putin makin melejit, usai Yeltsin menunjuk dirinya sebagai Perdana Menteri Rusia, jabatan tertinggi kedua di Negeri Beruang Merah pada Agustus 1999. Yeltsin lalu mengundurkan diri dan menunjuk Putin sebagai pelaksana tugas presiden akhir 1999. Hal ini memudahkan Putin memenangi Pilpres 2000.

Putin kembali terpilih sebagai presiden di periode kedua pada Pilpres 2004. Karena Presiden Rusia tidak boleh menjabat untuk tiga periode beruntun, ia tidak bisa maju kembali di Pilpres dan mendukung rekan sejawatnya, Dmitry Medvedev. Medvedev sukses memenangi pemilihan dan kemudian melantik Putin sebagai perdana menteri.

Pemimpin Partai All-Russia People’s Front ini kembali mengajukan diri sebagai presiden di Pilpres 2012 dan kembali terpilih dengan angka pemilih 63,6 persen atau sekitar 46,6 juta penduduk. Ia juga kembali memenangi Pilpres 2018, dan akan menjabat sebagai Presiden hingga 2024.

Berteman Dengan Xi Jinping

Meski pernah menggambarkan komunis sebagai “jalan buntu, jauh dari arus utama peradaban,” Putin ternyata memiliki hubungan baik dengan pemimpin negara komunis terbesar di dunia, China, Xi Jinping. Keduanya bahkan pernah masak panekuk bersama, saat Xi menghadiri forum ekonomi di Vladivostok, Russia, September 2018 lalu.

Tak hanya itu, Putin juga menghadiahi presiden China itu dengan es krim, saat Xi merayakan ulang tahunnya yang ke-66, 15 Juni lalu. China adalah mitra dagang terbesar Rusia, dengan estimasi perdagangan bilateral kedua negara melebihi US$100 miliar.

Duda Dua Anak

Mungkin kita jarang atau bahkan tidak pernah melihat sosok Ibu Negara yang mendampingi Putin. Hal ini disebabkan karena saat ini Putin berstatus sebagai duda, setelah bercerai dengan Lyudmila Aleksandrovna Ocheretnaya pada 2014 lalu.

Getty Images

Hingga saat ini, tidak jelas alasan mengapa kedua suami istri itu bercerai. Putin memiliki dua anak, Maria Vorontsova dan Katerina Tikhonova. Pada awal 2016, dikabarkan Lyudmila telah menikah dengan pria bernama Artur Ocheretny di tahun 2015.

Thomas Rizal

The post Mengenal Vladimir Putin, Presiden Rusia Berstatus Duda appeared first on Nawacita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menyimpan Vidio Youtube Ke Galeri

Tutorial Cara Download Video Yang Hanya Bisa Streaming

Kojima Natsuki 1st Photobook SOCO SOCO Full Scans PB